setiap terbayangmu gelisahku mengubun sontak
padamu bernama perempuan aku bertanya
ada apakah ini hingga aku menggembol kutat
rindu padamu tak pernah usai meski kucoba membenci
berpaling sesaat saja alangkah susah dan aku gelisah
Dan tak pelak serupa menggenggam bara tanganku
melepuh juga ke hatiku nanahnya terubar nyaris magma
lahar dan bencana tak henti menumpahkan pedih gelisah
padamu bernama perempuan aku bertanya
entah siluman apa itu milikmu hingga tak bisa mendusta
hatiku tertikam meski kucoba mengelak
Dalam keasyikan melamunkanmu rindu tak henti-henti meracun
Dan aku mencoba ingkar pasti engkaulah penyebab itu
pohon kehidupan tumbang oleh peristiwa kejatuhan
muslihat itu terbaca pada jejak penciptaan Hawa, dan aku
Adam yang tertipu buah khuldi memikul gelisah,
keluh dan rindu tak berkesudahan entah sampai kapan
Komentar
Tulis komentar baru