HARI INI LANGIT KIAN MENANGIS
(Belasungkawa II: 6 laskar FPI di Km 50 Tol Jakarta-Cikampek)
Aku tak bisa lagi menitiskan air mata lara
lantaran luka demi luka hari ini langit kian menangis
siapalah yang akan menyeka duka nestapa
merawat pedih nyeri hati ini bagai dihiris-hiris.
Pada semilir berpuput lembut nun di gunung di padang ilalang
kukirimkan Al Fatihah kupanjatkan doa buat para syuhada
biar putih tulang berkalang tanah tidak sekali minta dikenang.
Pada tanah pada air pada belantara pepohon nan rendang
kubaitkan puisi ini dalam pilu tatkala mata genang berkaca
meski terpisah namun lekat di hati nubari leluhur moyang.
Telah kelu bicara seakan nyawa manusia tidak lagi berharga
lantaran luka demi luka hari ini langit kian menangis
siapa yang berkata benar menginsafi diri mengaku berdosa
mengenal diri ke mana akhirnya laba dunia asyik dikemis.
Aduhai saudara serumpunku dalam munajat kutitipkan doa
kita ini tubuh nan satu pabila terluka sakitnya pasti terasa.
Kemirau @ Sang Murba
Selat Melaka
Komentar
Tulis komentar baru