Sejak pagi setiap hari menyusuri jalan hingga malam
Menelisik setapak demi setapak aspal hitam berdebu penuh batu
Mengurai-urai reranting dan dedaunan di sepanjang jalan
Ada yang hilang dan belum ditemukan
Dimana rasa itu kau tambatkan?
Apakah pada ranting yang mulai mengitam?
Atau di dedaunan kecoklatan yang terlihat kehausan?
Mungkinkah kau tebar pada aspal hitam yang penuh lubang?
Pikir dan angan mengambang terbang
Hinggap dan merayap di suatu masa dan ruang
Melayang dan terus bertandang tak mau pulang;
Mungkin lupa jalan pulang
Malam datang menepi segala cari
Lalu diam dalam sunyi berteman sepi
Bintang dan bulan menjadi pengiring mimpi
Bukankah bermimpi sepanjang hari?
Ingatan yang hilang seperti istana mati
Medan, 17 Pebruari 2016
Komentar
Tulis komentar baru