jiwa resah pada malam yang semakin gelisah
jiwa diam, malam juga terdiam
lalu jiwa mengumbar kata pada lembar langit kelam
pun malam lelah di titik rasa membuncah
jiwa: lembar ini telah basah lalu terkoyak
malam: boleh kuambil serpih lembar terkoyak itu?
jiwa: bagaimana kau ambil serpih serpih tanpa arti?
malam: apa aku harus membiarkan serpih itu?
yang lalu akan tertiup angin
tercampur debu?
jika memang aku harus dan diharuskan mengambilnya
jiwa menangis, mendekap seutas lara
malam: biarkan aku melihat senyummu,
meski disana ada nganga luka,
balutlah ia dengan keyakinanmu,
lalu merebahlah di dinding ikhlasmu
malam terdiam sejenak,dalam koyak
memandang jiwa terlelah diujung cerita
malam: jika boleh,aku ingin menjaga serpih itu dari hembus angin juga debu
yang ditiupkannya pada semua
jiwa terdiam,lama
bahkan mungkin terus terdiam
dan malam,tetap terjaga ditepi jagad raya
membelai setiap jiwa yang dijumpa resah
kadang ia berteriak dalam diam
lalu bersimpuh,menanti jiwa kembali
mungkinkah?
Komentar
jiwaku serasa ikut menangis
jiwaku serasa ikut menangis mengikuti alurnya.
"dan malam,tetap terjaga ditepi jagad raya"
dalam bait ini, ren rasakan keamanan sebagai "jiwa".karena malam menjaganya.
puisi yg mampu membuat pembacanya ikut merasakan, itulah puisi indah
mbak ren suka pada malam?
mbak ren suka pada malam?
malam menjadikan jiwa tenang
malam menjadikan jiwa tenang dalam perenungan. meski kadang justru membuat gelisah itu datang tak terhadang.
malam tenang, menenangkan,
malam tenang, menenangkan, malam juga akan selalu dikenang...
malam. selalu menyisakan tanya
salam malam ya, mbak ren...
begitu banyak cerita dibawa
begitu banyak cerita dibawa oleh malam
malam menyesatkan, malam
malam menyesatkan,
malam membahagiakan,
malam adalah harapan,
malam juga pengkhianatan
Tulis komentar baru