Mendung berguguran dari langit kelam,
Seiring kesedihan dari pancaran matamu yang semakin temaram.
Di seberang jalan,
aku ada.
Melambaikan tangan,
Menawarkan senyum untuk obati luka,
Meski ternyata aku malah membuatnya semakin menganga.
Pergilah!
Justru kehadiranmu yang membuatku sakit. Ucapmu, seraya menahan sesak di dada.
Tapi bukankah akan lebih sakit bila aku kembali menghilang untuk kesekian kalinya?
Kau hanya terdiam, Aku pun tertunduk.
Hening menyelimuti jiwa yang berkecamuk.
Sadar, bahwa cinta dan kenyataan tak pernah bisa dipaksaka
Komentar
Tulis komentar baru