Senja masih mengkidungkan langgam rindu.
Ingin aku daur remah remah kataluka,
agar tak ada lagi nyeri yang berdansa.
Jika saja kau bisa memaknai isyarat hati yang terbebat rindu,
kian menjalar di ceruk kalbu.
Dimatamu, ada sajak yang sakral terbaca.
Dijiwaku, ada dahaga yang berselai lara
Aku hanya terbujur, bersenandung nada renjana kepadamu.
Waktu semakin lambat untuk bergulir,
bunga enggan memutik cinta yang menyadap hektar
Dayung saja bidukmu
dan aku menantimu di tepi pantai yang telah lama ditinggakan pelaut.
Citarum, 05.42.23 setelah sholat subuh kemarin pagi. Juli 21 2013,
karya sastra, dari seorang pengajar dihulu tempatnya air citarum mengalir.
kangen
- 1369 dibaca
Komentar
Tulis komentar baru