kau selalu datang sebelum aku mandi. sebelum
bagiku pagi. lalu mengawali dengan melarangku
begadang lagi.
kau bilang angin dan asap bakal membunuhku
seperti angin membunuh temanmu, dan asap
membunuh temanmu lagi satu.
kau bilang pengap kamarku, tiap sudutnya ada
virus, kuman dan kutu. kau selalu mendapat flu
sepulang dari situ.
lalu kau menarik tubuhku, membereskan sprei,
melipat selimutku, menanyakan, "dimana sapu?"
selalu, dua sampai empat kali seminggu. tak sadar
aku sudah mencintaimu.
besok bakal kukatakan padamu. bakal kutulis
puisi paling manis buat kau yang paling manis
tapi, apa kau suka puisi? ah, siapa yang tak suka.
pasti kau juga punya pendapat bahwa puisi itu
romantis
juga ini
pada dinding kamar akan kurangkai selang lampu
membentuk namamu. lalu ...
tapi tunggu ... namamu? siapa namamu?
Komentar
Tulis komentar baru