Ke tepian rintik menjemput datang.
Namun badai telah lama tiba, sayang.
Anak perawan kucinta, tercenung duduk saja.
Kosong tatapan ke jauh, badai di hati bergemuruhan.
Ombak menari mengusir dalam hempasan.
Membelai lembut jemari kaki anak perawan.
Menyeret ketam tuli di bawah tempurung dugan.
Tertinggallah jejak bisu bebuihan.
Mercusuar menunjuk!
Tapi arah bukan lagi tujuan.
Bersua jadi perjumpa’an.
Perjumpaan yang kapan…
Sampai Tuhan pun turun tangan.
Pada kisah kita, yang selalu didengar anak-anak raja.
Kisah tentang waktu dan cinta,
ketetapan suci di perkamen prasasti tua.
Aku akan datang saat engkau rindu dan hujan.
Sampai hujan kembali reda dari awan-awan.
Dan awan menutup mata selamanya dengan tangan-tangan.
Sehingga laut tenang, biar begitu sampai akhir halaman.
Sungailiat 29-12-2010, 03:00 AM
Komentar
Pangeran Kata
Pangeran Kata suka ombak. Pangeran Kata suka gadis perawan. Pangeran Kata suka ini puisi Kisah Ombak dan Gadis Perawan.
Pangeran Kata pikir diksi Bung Karang Tinta luar biasa, mengkombinasi gaya sastra baru dan lama, serasa mendengar gurindam dinyanyikan Peter Pan, dayu menggelombang.
Bagus! Semangat!
Tulis komentar baru