Tahukah kau, Kekasihku Matamu adalah akar dari segala rumusan Cinta juga rindu. Yang detik ini riuh di jantungku Dari sana, Pujaanku. Daun cintaku merimbun Batang rinduku melandung, buah kasihku beruntun Rindang. Begitu kau tak jenuh kupandang Matamu laksana ranting. Pemantik siul dan nyanyi burung Yang tak gugur dihuyung musim bertahun-tahun Dari sela-sela matamu, akar itu menjalari dada Kekal di sana. Rimbun tunas serupa cinta: Dan dadaku, ialah dada yang berakarkan engkau Sesaat waktu lerai beringsut. Kau diam-diam berpaut
Yogyakarta, 16 Juni 2017
Komentar
Tulis komentar baru