Hari Tuhan
Luna, daun – daun hari terus beguguran
Menumbuhkan tunas - tunas hari yang baru
Mungkinkah kau terus begitu?
Melangkah bersama manisnya kesenangan duniawi
Dan tak perna ingat akan Penciptamu
Luna, lonceng di rumah itu sedari tadi berdentang
Seakan memanggilmu untuk begegas ke rumah itu
Mungkinkah kau membiarkan lonceng itu berdentang pilu
Lantaran kau tak menghiraukannya?
Luna, jangan kau biarkan satu bangku kosong di antara orang – orang itu?
Siapkan puisi indamu dan berikan kepada Tuhan.
Kupang, 31 Mei 2019
Tuhan
Tuhan yang indah
Aku yang tak indah
Berkunjung lagi kerumahMu yang indah
Tuhan, ku bawakan Kau sepenggal puisi yang tak seindah Mazmur
Berangan kau indahkan puisiku yang tak indah
Kupang, 29 Mei 2019
Mengail Puisi
Di suatu pagi yang indah
Berbekalkan sepotong senar dan kail
Aku pergi melaut
Diantara deraian ombak
Dan warna warni karang yang indah
Aku berangan mengail banyak puisi
Untuk ku suguhkan di meja kertas
Kupang, 26 Mei 2019
Ruang Khayal
Di suatu sunyi yang damai
Senja yang temaram
aku berkeliling di ruang khayal
punyaku
ketika sedang melihat - lihat
kudapati sepotong sajak sedang manari nari
memanggil namaku
berkata "hei, bawalah aku kedalam kertas lusuhmu"
Penfui, 20 Mey 2019
Hendrikus Arianto Ola Peduli adalah mahasiswa semester 4 Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Nusa Cenda.
Komentar
Tulis komentar baru