Sedih Subur di dalam-ku
Sedih berlari kemari
bagai anak kecil yang meluapkan bahagia
dari kata-kata dan lari kecilnya.
Mereka akan selalu subur merekah
di ujung kanan rongga tubuhku
yang kurus dan selalu kedinginan itu.
Kau tau,
bila air mata dan kesedihan adalah mata uang,
aku akan menjadi orang yang amat sugih
tapi akan selalu berakhir sendiri tanpa siapa-siapa.
Jadi, kelak aku akan terus-menerus bersedih
menghidupkan segala yang ada di rongga kanan.
Biarkan mereka ada.
Lagi pula menjadi sedih itu mahal,
memaksamu untuk tak lagi jadi palsu.
Apa itu Sebuah Jarak, Dik?
Panaskan jarak dalam sebuah poci.
Kau akan mendengarnya menjerit,
meneriakkan rindu dalam tinggi.
Merintih dan memohon,
untuk dapat melepas uap gelisahnya yang sedikit.
Buka penutupnya,
biarkan cemas itu pergi
dan sisihkan sejenak.
Tuangkan jarak itu dalam cangkir terbaikmu.
Saring agar tak terlalu pekat.
Tambahkan sedikit canda,
agar seduhan itu tidak terasa pahit.
Pastikan keramahan itu tidak mendingin.
Semakin sering kau meniupnya,
semakin cepat hangat itu pergi.
Hirup perlahan aromanya
dan nikmati selagi panas.
Karena saat kau menyesap secangkir jarak,
cemburu adalah rasa yang tak bisa kau sebut.
Komentar
Tulis komentar baru