AKSARA JIWAKU

Pada Hari Ini

Pada hari ini

ketika aku bertemu denganmu lagi

sajak-sajak menjadi hidup abadi

dan aku tak lagi sendiri

Pada hari ini

ketika kudengar kau bercerita lagi

larik-larik bersenandung bernyanyi

dan aku tak lagi sembunyi

Pada hari ini

ketika hatimu bisa kuraih kembali

huruf-huruf menari

dan cintamu adalah satu hal yang kuingin miliki

Bahkan Hujan Kini Tak Bisa Menyembuhkan

Ada yang lebih ikhlas

namanya terukir di sela-sela ingatan abadi

atau tabah menjadi jasad dan debu.

Sementara, kata tak ada yang lebih indah

ketika menulis tubuh

pada selembar mendung

pada langit lebam

pada hujan yang bahkan tak bisa menyembuhkan

perasaan-perasaan yang kemarin seharian berkabung.

Jemput Aku Kembali

Kelak masa kan mengantarku pada

pintu penantian tuk sebuah perjumpaan

pada Sang pemilik jisim.

Kelak tanganku kan renta

Tukmenggoreskan tinta nyanyian hati

Kelak pikirku redup tanpa daya, tuk mengurai

rasa terdalam lagi para insan di tapak bumi.

Kelak pun aku akan sulit untuk kembali

Cukup jemput aku di setiap lembaran kisah

Mari kita bersama mengenang rasa,

walau raga tak lagi terasa.

Gadis di Tepi Pantai

Ini bukan cerita tentang ia yang selalu bahagia

Tidak juga isakan tangis hingga lautan ikut bersimpati padanya

Ini tentang ia yang selalu datang di kala senja menyapa

dan pergi ketika rembulan terbangun dari tidurnya

Sebuah harapan yang berujung sia-sia

Seolah tau namun tak dihiraukan

Memahami ketidakhadirannya meski tak pernah terucap oleh insan

Hati telah mengisyaratkan namun raga seakan menolak

Mungkin ia akan sadar entah berapa lama dan entah butuh berapa lama

Namun, ia tetap bertahan di sisa puing-puing harapan

Apakah ia kuat?

Entahlah

Semua akan terjawab saat ia tak lagi di sana