merdu kicau burung menari
sejuk meratapi nasib
kembang wewangi basah di sentuh halimun
semut hitam merangkak hingga tak terdengar suara
mata tak sanggup terbuka karena malu menatap hari
tarian mungil hiasi taman depan
tawa bahagia selimuti duka
senyum ramah demi dendam terbakar
merenung tak juga mengurangi kerja ginjal
memupuk harapan sirami ratapan
melangkah malu menyapa kekasih orang
rintik hujan basahi jiwa yang terluka
menyayat hidup dengan rasa kasihan
merajut tali pada kain tangisan
menguning berbau asam
batu kali mati hiasi tembok bangunan
menyanyikan lagu sendu berteman ampas kopi
jarum jam tak pernah mati, saat jantung masih berdetak
pikiran ku di hisap ilalang
kupu-kupu terbang meninggalkan sayap
raut wajah ku menua tak kencang buah dada nya
hitam mengabu menjadi biru
merah, menguning menjadi busuk
dimana tempat itu?
mendaratkan batin dengan tenang tanpa goncangan
bersahabat dengan alam
solokan masih penuh dengan ikan yang menjelma kotoran
kursi jati mulai rapuh di makan asam dahan
manis nya kurasa ternyata garam
tenangkan hati pikiran melabung ke awan turun menjadi hujan
dimana tempat yang kau janjikan?
Komentar
Tulis komentar baru