:SeuLanga
mengagumimu seperti menjadi kuntum mawar merah yang baru saja merekah, menunggu kedatangan kekupu pertamanya.
mengagumimu seperti menjadi pagi yang tak pernah jengah menyaksikan kisah melankoli daun yang melepas embun jatuh perlahan-lahan berulang kali.
mengagumimu seperti menjadi angin yang tiba-tiba merindukan tempat pertama ia berhembus, sebelum segalanya bergerak penuh kecemasan dari celah jendela ke puncak bukit itu.
mengagumi seperti menjadi aku yang senantiasa berpuisi tentang rangkaian kata yang enggan berpisah dengan maknanya.
(STAR 630, Yasir Evi, 10102012, 00.55)
Mengagumimu
- 1653 dibaca
Komentar
Tulis komentar baru