Mengapa kau mengurai senyum?
Sementara kau tak pernah tahu, kepada siapa senyummu itu di alamatkan.
Mengapa kau melayangkan pujian?
Sementara kau tidak pernah mengerti, sesuatu apa yang tengah kau puji.
Dan mengapa kau mengatas namakan cinta di dalam teori idealismu?
Sementara kau tak pernah benar-benar paham artinya cinta!
Komentar
Tulis komentar baru