Beliau terkulai ke lantai, mengadah dengan segala usaha dan rimpah demi rupiah,
Pulang terkusut membeli sebungkus nasi dan minuman hangat adalah anak dan cucu-cucu lucu,
Beliau menangisi uang dan segala lambang-lambang kemunafikan,
Dimana pejabat kaya, dimana para pembual kata-kata yang sering menegakkan keadilan.
Beliau berkata : Presiden dimana, Menteri dimana ,mereka kerja apa, Dan siapa Presiden kita? Siapa menteri kita?
Saya tertawa terbahak, dan berkata " kita tak punya presiden, Kita tak punya menteri, Negara ini miskin air mata dan rasa peduli. Presiden dan Menteri hanyalah ucapan syukur kita punya negara, selepas itu semua hampa". Usapan air mata adalah keringat mereka bekerja, dan tak ada kata lelah dan menyerah untuk beliau.
Semua orang munafik kecuali, Presiden dan para Menteri, karena mereka sudah disumpah kitab agama mereka masing-masing "katanya" "sih"
Ludah adalah minuman tersegar untuk beliau, dan lidah beliau adalah makanan sehari-hari.
Siapa manusia sesungguhnya, siapa yang bisa dianggap indonesia?
Ini hanya negara yang dirundung tanya. Dan sama sekali tak memberikan makna.
Yogyakarta2017
Komentar
Tulis komentar baru