kau saksi bagi tulang-tulang yang patah
berserakan bersama air yg mengalir diujung hari
bulan memangsa malam dengan rakus
kursi berderit dengan suara parau
langit membisu tanpa tau sebabnya
menyaksikan sandiwara di atas panggung negeri
memunggungi matahari menyiasati bianglala
tanpa mereka tau
bagaimana anak-anak meratapi air mata
menjadikannya doa
di tengah badai seusai senja
Komentar
Tulis komentar baru