Skip to Content

pada seutas benang yang menjulur ke langit

Foto solihin

ia mencecap amis angin yang terbang di depan rumah
aroma kecut menyeruak 
dari karung bekas
yang setiap minggu diangkat

ia mengibas seikat kenangan 
kenangan waktu yang dirangkai
pada seutas benang yang menjulur ke langit

dulu pernah terjadi,
ketika ia menghitung detak jam 
meniris keringat yang bau 
mengusap peluh yang melekat di dahinya 
ia terus merajuk pada nasib
di depan pintu yang sepi 
menyusun angan di kepalanya
mengorek kata yang tepat
tapi ia gagal memilihnya menjadi sebuah pesan yang membalut kesunyian

gundah terpuruk di tumpukan sampah
resah bersemi di kedalaman jiwa
air mata hanyalah lintasan kesedihan 
yang menghiasi warna pagi dan petang
menjadi buih liar menebar di halaman wajahnya

orang orang menyisir angin memuja waktu
tapi ia memahat udara di bawah terik
ada bahagia yang ditinggalkan
langkahnya merubah masa
meninggalkan tapak tapak yang diraba debu 

sepenggal hari tak sekadar mampir di benak siang
di hamparan sampah tanpa aksara
ia menjadi sajak elegi yang membumbung ke langit 

agustus, dua ribu delapan

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler