-senja di ufuk
bayangan
gelap
merengguk desai angin
dan malam kelam
tak ada yang peduli
pada waktu yang rapuh
di gedung-gedung walet
namanya Ali Topan , ia pandangi lampion pudar
biasanya tukang somay mangkal
hingga larut
di taman
sunyi
malam tinggal sepenggal
lamban
membentang jala maut
dan merekat di jalan-jalan
burung burung meninggalakan sarang
menanggalkan sayap di ranting-ranting pohon
dan menebar bulu-bulu di sekujur trotoar
-angin merayap
remang
di taman
Ali Topan lelap, terbungkus koran sisa hajatan
minggu ini liburan sekolah
pengemis pulang kampung
pemulung raib
tinggal perempuan-perempuan yang padat pinggulnya
dan ali topan
kepak angin merendah
Pada pedagang kaki lima
Ia lipat kardus kardus yang tercecer
Ia teguk segelas cendol yang sedikit basi
lalu rebah
pagi menyiput
sebab malam tadi lembur di taman merdeka
Ali Topan namanya,
ulang tahun kota ini tak pernah ia rayakan lalu menuju taman
tapi sampah- sampah belum dibersihkan
ia telanjang
mencari bajunya yang hilang
mengacak rambutnya yang gimbal
melangkah
berpapas ajal
di gigir trotoar
Metro, Agustus 2007
Komentar
Tulis komentar baru