- I. Keping Waktu
Rintihan kelam kembali membawaku berlari di tengah persimpangan waktu yang bersembunyi ketika menangis di sudut hatimu. Suatu jeda yang cukup membuat ku menggigil separuh malam. Kata-kata telah berantakan. Di sudut hatimu, dilema membuncah kepingan ego yang kalah kau adu dengan simpul senyuman.
Ingin ku pilih ruangku, berdiam berteman bayang mu. Lagi, di sudut hatimu ku nanti sepimu, yang kembali mengajak ku berlari meski waktu membeda.
Sejenak ku hitung jejak seberapa lama mimpiku kau ciumi, membahasakan sinar mentari yang berjatuhan menerpa
sisa waktu.
- II. Masih Melupa
Masih aku ingat seutas senyum yang kau ajarkan padaku, kini menguap biru terkulum lorong kecil
lekat,
yang ku ulur membelah jembatan kota
masih aku ingat seuntai kata yang kau ajarkan padaku , kini membisu tertelan air mata
keruh,
yang ku jejal memungut rasa iba
masih melupa, langkah-langkah peri manja yang kau sematkan, kini menahan jejak patah
kuasa,
yang merobek kokohnya hidup sarang lebah
apakah kau lupa? aku masih pagi untuk mengeja
Patimuan, Cilacap 7 Juni 2012
Komentar
Pangeran Kata
Pangeran Kata suka puisi 'penjara waktu' ini yang gayanya condong ke arah prosa liris. Terutama Pangeran Kata suka bagian yang 'Masih Melupa'. Simbolisme dalam diksinya sederhana tapi kena, dan juga lebih padat (meminjam istilahnya Pak Edi Sst). Salam kenal dan terus berkarya.
Tulis komentar baru