Perahuku retak
Terombang-ambing di tengah lautan
Kini mulai tenggelam perlahan
Mungkin aku akan mati pelan-pelan
Oh, andai sebelum perahu kubawa ke tengah lautan
Aku sedia bekal dan sampan cadangan
Oh, andai laju perahuku pelan penuh perhitungan
Tak lah kukan hilang di perjalanan
Tapi, siapalah aku?
Berani lancang menduga alam
Bakal badai di tengah lautan tenang
hingga perahuku diterjang keras gelombang
Dulu, aku berlayar penuh kesombongan
Tak berpikir setiap saat perahuku bisa karam
Sering kali di tengah jalan kuputar haluan
Aku pura-pura lupa arah dan tujuan
Kini kutakut dan hatiku kian kecut
Kulafazkan doa-doa dengan mulut berkerucut
Percumakah? Aku semakin pengecut
Kukayuh perahuku kalang kabut
Oh, masihkah ada kesempatan kedua?
Ingin kulaju perahuku di waktu yang tersisa
Membawa diri yang nista dan penuh dosa
Hingga tertambat perahuku di dermagamu jua
Medan, 23 Agustus 2015
Komentar
Tulis komentar baru