Harum sudah mulai kucumbu dari jauh
Sosok mungil yang nantinya akan kujadikan ratu, ratu dalam sangkar asmara yang kubuat
Aku mulai tersenyum kecil, dan kau balas dengan senyum simpul
Waktu serasa berhenti, tak tahu harus ke arah mana akan berputar
Masih tetap kusaksikan lembayung senyum itu dari dekat
Aku mulai berpikiran liar
Pikiranku sudah dimakan kenyamanan yang mengenyangkan
Semburat senja saat itu adalah saksi
Burung-burung sore yang ingin pulang, harus berputar-putar mencari kepastian
Sama denganku yang menunggu kepastian
Kepastian yang membuatku melamun
Waktu yang tadinya terhenti, kini mulai cerewet menggubris kebisingan
Aku juga semakin diancam huru-hara kata hati
Hingga kusempatkan untuk membawamu ke dermaga perhentian
Entah, kau mau apa tidak?
Tapi dari tatapan matamu dan gerak tipis bibirmu, penuh isyarat
Isyarat yang ingin segera kau sampaikan padaku
Angin membawa kabar itu perlahan-lahan
Aku semakin tak sabar!
Ingin segera kuketahui dan kusampaikan pada kerinduan yang selama ini masih semu
"Ya"
Kau ucapkan kata itu dengan senyum tipis menggoda
Hingga akhirnya aku mampu memberi salam pada rindu yang semu
Tak akan jadi semu
11 April, aku bisa bawa kau dan rinduku
11 April, harum itu akan selalu kucumbu
11 April, romansaku
Komentar
Tulis komentar baru