: Liya
ku pacu harimau ini menujumu.
di kala purnama menabikkan salam.
dan burung hantu menyampaikan
pesan dari lelembut penguasa pesagi.
ku pacu harimau ini menghampirimu.
yang berteduh di rerimbun batang manau
sambil merekareka perjumpaan
kita di sempadan kelamin.
ku lalui sembilan benua demi engkau.
demi engkau perempuan jelita
zuriat putri seperdu.
julurkan lehermu
perempuan bermata sendu.
agar dapat ku pandang wajahmu
yang merangsang birahi.
engkau menunggu disana
dengan wajah getir.
dan rona merah yang
menyimpan gelisah.
ku baca ngeri pada parasmu;
“adakah dia lelaki
pemenggal tengkuk moyangku?“
takkan ku penggal leher
berjenjang itu.
cukuplah leluhurku pernah berdosa.
ku hanya ingin mengecupnya
sambil terpukau menyaksi
butiran air berkejaran
di kerongkong.
ku pacu harimau
ini menujumu.
bergegas memulai
kembara panjang.
menumpang perahu masa.
di sebuah tempat
sunyi dan magis
kita telah dinanti.
oleh soraksorai sukacita
kaum sudra dan kidung
agung kaum brahmana.
Bandar Lampung, 16 Desember 2008
Komentar
Tulis komentar baru