Laki-laki paroh baya menari telanjang dada dengan mata terpejam,
dibawah cahaya pucat mercury keringatnya berkilau memijar,
melepas gairah jantan menggeram
mencabik sedih jadi seribu keping.
Laki-laki paroh baya didekap malam,
sendiri ditengah lingkaran tawa mereka yang lewat.
Ah, kilap matanya sekilas terlihat olehku,
seperti berkata : “malam ini adalah milikku, setelah siang jadikan aku lacur”,
lalu ia terus merenggut waktu
dengan tubuh kaku persembahkan sebuah lakon,
sebab itu aku tahu ia gelisah,
entah apa lagi yang ditawarkan esok kepadanya.
Laki-laki paroh baya masih menari, sebab malam belum berakhir
AK. Januari 2012
Komentar
Tulis komentar baru