SOLILUKUI MERAH PUTIH
Dulu, ku pernah menemui waktu
Sendiri saja
Orang-orang merindukan kibaranku tinggi-tinggi
Menyematkanku di ujung bambu runcing ikat kepala
Dan kedalam hati
Ingatkah kau pada gagah merahku memenuhi jalan
Sepanjang Mataram Batavia ?
Ingatkah kau betapa putihku membersit di dada Gajah Mada
Memetakan nusantara
Kini tak apalah buat sepenggal waktu kuletakkan dua warnaku
pada cuaca yang tak lagi tentu
merahku melumer di Timor Timur
menunggu keajaiban nasib menjelmakanku pada panji-panji lagi
putihku mengeruh di tanah Aceh
amis darah bau mesiu telah mencabikku hingga
cabikan keseribusatu
secuma kain apalah arti
sementara di sini, kau melipatku
dan tergesa menyurukkanku di bawah bantal mimpi
lihat, meradang batang tiangku
pada warna-warni yang bergegas datang pergi, datang pergi
kuning merah hijau jingga biru
memadati petak-petak lengkung langit
berebut tinggi
sungguh jika kau tahu, akupun merindukan kibaran itu
setengah tiang saja
melambai langit dukaku
S. IMAJI Bangko – Tl. Kawo, 1420 H.
Komentar
Tulis komentar baru