TEMBANG KEMATIAN
- Dindin S Yogapranata
: Rakyat
Menghikmati hidup hari-hari ini adalah
Mimpi sesuap nasi basi : sebuah kepercayaan
Bahwa peradaban yang kita
Jejaki hanyalah sebuah pusaran siklus kehidupan
Dengan pola pikir yang mandeg dan bangkrut
Terlampau lama aku menunggu. Terlampau lama
Menunggu
zaman baru
Seperti menunggu waktu
Adalah jarum jam yang menikam
Kalbu
Tak habis-habisnya kuperhitungkan usia waktu
Ternyata taman keindahan yang
Bernama pembangunan itu hanyalah
Gema di ruang-ruang hampa – padang-padang ilalang-
Jurang-jurang yang
Menganga
Dengan tepian yang semakin samar
Mungkinkah propaganda makmur dapat diterjemahkan dengan
Bahasa kemiskinan
Sedang barisan semakin panjang
Dengan hitungan nilai angka jarak perbandingan
satu persejuta antara
Orang-orang kelaparan di bawah kolong jembatan
Dengan para pengangguran yang butuh pekerjaan
Oh, bumi
Kini kami memikul beban duka
Memikul beban
Sampai ujung tak pasti
Kami sebayang kapas
Yang terlempar ke zaman sampah
Berjejal diantara tumpukan khianat dan maling
Serta bau busuk dari mulut
Kata-kata
- 1984
Komentar
Tulis komentar baru