awan gundah dan matahari rebah
gebalau jingganya menyapu wajahmu
negeriku yang entah
lalu-lalang lampu-lampu palsu
berburu dan diburu
hari-hari kian kelabu
dalam begini
apapun keputusanmu
terpaksa jua kami telan
selama ini telah kami aminkan kau
makin kami diamkan semakin kau liar
hingga harapan rebah terkapar
telah kami lakukan yang kau mau, telah kami serahkan masa depan
tapi udara semakin tuba, kau racuni kami semaumu
anginmu kian jalang, kau pesiang kami sesukamu
melampaui batas
lancangmu melampaui batas kewajaran
kini pedih segara sedih, nyeri hati kian mendidih
tapi terpaksa kami tahankan
bara terpaksa kami telan
namun jangan harap lagi kami akan mengelu-elukanmu
jangan harap lagi kami akan memuja menyanjungmu
kini kami sudah tahu , kami sudah belajar berhenti
selamat, kini giliranmu memikirkan
dan apa pun yang kau putuskan
akan kembali kepadamu
kini kami tahu
kami hanyalah semut-semut yang tertipu
terlalu percaya manis mulutmu
kini kami sudah sadar
kau hanyalah pinokio yang kurang ajar
Batam, 15.11.2014
Komentar
Tulis komentar baru