Skip to Content

puisi by beni guntarman

Senandung dari Bilik Malam

Adalah hati yang telah menjadi gulita malam

gelap hati kerna kabut penghalang

lebih gelap ketimbang awan mendung di ufuk malam

 

Puisi Untuk Anak Negri, Tanah Kelahiranku

Wahai anak negri, tanah kelahiranku

Bangun, bangunlah!!!

Seratus tahun telah berlalu!

 

Musim telah silih berganti datang

Melukis Awan

Melukis awan di langit kehidupan

dengan tangan hati berkuas angin

pada kanvas hasilnya berubah-ubah

 

Gumpalan awan putih kadang berubah menjadi gelap

Sebidang Petak Tanah Dukaku

Ladangilah darahku yang menggenang dan membeku

pada sebidang petak tanah dukaku yang gersang

tanamilah dengan bibit-bibit rindumu yang terbaik

 

Lidah Bagai Pedang

Duhai penikmat kekuasaan

dibalik kesantuanmu, bagaikan sebilah pedang

lidahmu tajam menghujam kedalam dada

kami yang dulu berjuang demi perubahan nasib bangsa

Di Lorong Kepasrahan

sunyi malam

malam sunyi

 

sunyi bergetar

rindu menggetar

 

jiwaku terkapar di lorong kepasrahan

Abstraksi Kehidupan

                                   (1)

Sebuah pohon Meranti raksasa di atas bukit

ORANG-ORANG BIASA MENYEBUTMU"CINTA"

Ketika menilai sekilas dari wajahmu

aku hampir tak percaya dengan reputasimu

ketika kutatap kedua bola matamu

aku tak menemukan sebuah jejak pun dari cahayanya

Syair di atas lautan

Hujan rintik-rintik di tengah lautan

menciptakan riak-riak ombak di sela pulau-pulau kecil

diriku tengah memancing seorang diri di atasnya

Cinta itu seperti Elang

Cilegonku membisu, lama tiada kabar berita

indah semburat jingga di ufuk langit jadi kehilangan makna

aku berjalan tanpa arah tujuan, hati ku terasa hampa

 

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler