SIHALOHOLISTICK

Terima Kasih atas kunjungannya Pak Beni....
Sosok Chairil Anwar memang menjadi inspirasi saya dalam menjalani hidup di dunia kata penuh makna ini yang tentunya terbawa dalam karya saya, bahkan dalam skripsi saya sosok Chairil Anwar juga saya ketengahkan, tapi semoga tidak terlihat unsur plagiasi dalam karya saya selain gaya pengungkapan semata...
atau jika Bapak memang melihat ada unsur plagiasi selain pengungkapan itu kiranya Bapak tidak sungkan mengungkapkannya demi semakin bermutunya karya-karya selanjutnya, karena dalam analisis sastra yang pernah saya pelajari tidak ada sistem toleransi dalam menghakimi karya seseorang, sistemnya baku hantam terserah penyairnya mau terima atau tidak, jika dia mau maju tentu sistem baku hantam itu adalah pelajaran terbaik tapi jika ia tidak maka ia akan mundur.

salam Gelora Sastra Pembaharuan.....

Saudara Rori Aroka Rusji, dalam khazanah sastra tak pernah dipilah-pilah antara awam dan profesional, semua hanya dibedakan karena yang sudah punya nama di khazanah sastra karena mereka memang lebih dahulu mengenal sastra ketimbang kita

nah sekarang kita bukan awam dalam dunia sastra, tapi lebih tepatnya sebagai penerus yang berusaha mengungkap misteri yang belum sempat mereka sibak, jangan berkecil hati kawan, senioritas atau junioritas pasti memiliki kelebihan sendiri-sendiri,
dalam berkarya, rasa minder adalah pembunuh mood paling berbahaya, padahal kita adalah penyambung pemikiran-pemikiran Marah Roesli, HAMKA, Chairil Anwar, Rendra, Taufiq Ismail, dan penyair lain,
Bravo Sastra Nusantara

Wah, terima kasih lae sudah mampir di ladang kata saya ini, kebetulan belum panen, hehehehehe.....

Suatu tantangan tersendiri usulan yang diberikan oleh Kritik Sastra Tao Toba, namun masalahnya terlalu individu lae, saya belum faham betul masalah kebudayaan Batak sehingga saya belum berani mengungkapkan sisi kebudayaan Batak secara rinci, namun akan saya pelajari terus dan bukan hanya kebudayaan Batak saja yang sedang saya cari referensinya, kebetulan saya tertarik dengan kebudayaan Nusantara karena bagi saya, saya orang Batak, juga orang Sasak, Minang, Melayu, Banten, Sunda, Jawa, Dayak,Bali, Papua, dalam konsep ke-Bhinneka Tunggal Ika-an.

Salam kenal, lae....

Terima kasih Kang Wora yang telah mampir di ladang kata ini, semoga apa yang saya tulis menjadi penghibur dan penginspirasi dalam dunia sastra