biang lala di atas awan
indah serupa wajah rupawan
sekuntum kenanga merekah
menawan taman hati yang bimbang
aku punya keranjang kecil
warnanya sudah luntur,
maklum hanya barang temuan
semua orang mencela
dengan beribu argumen:
buat apa disimpan?
detik ini yang dapat kubaca, hanya
suara tangismu yang menggema
meminta dekapan hangat
atas dinginnya musim yang menggigit
Wanita Itu Ibuku
Brak,”Bukain pintunya Nadiaa!!” panggilan dan ketukan keras di pintu depan membuatku yang baru mulai memejamkan mata terkejut bukan main. Segera aku berlari ke ruang tamu dan membukakan pintu,
telah sampai waktumu,
untuk menyingkap rahasia puisi-puisimu padaku
yang dari abad purba, manusia selalu
selisih pendapat meski pun yakin
Dia cHumpZ qHu
Oleh: Arya PengLarung
"Merah Tanah Palestina"
Alissa sayang Bi’ Lastri
Oleh: KhaLisah Nahdirah
B
leleh pagi beraduk dalam cangkir kopi pahit
plung
Komentar Terbaru