Naskah Drama
Judul : potret pesta demokrasi
Tema :Pilgub
Durasi: Pendek
Penokohan : Dono (cerdas), Imron (cuek), Ida (baik), Sandi (idealis),
Sinopsis Skrip Drama
Dono, imron, Iba, Sandi, dan Tasya adalah lima orang bersahabat yang sudah berteman sejak mereka kecil. Suatu ketika di pojok jalan tempat mereka biasa kumpul bersama,membahas mengenai pesta demokrasi yaitu pilgub akan dihelat di Sulawesi selatan,para pawaslon masing-masing mempromosikan diri dan program kerja kedepan
Teks Dialog Drama
Dono:
beginilah protret bangsa kita, pada saat kekuasaan didewakan semua jadi halal,kalau perlu yang rendah ditindis,menjilat pun tak masalah yang mustahil pun dapat dibeli.
Imron:
kalo aku don,no coment tentang perpolitikan dan bentuk kekuasaan diindonesia,semua sama saja
Ida:
Iya, setuju ron,semua nanti ada maunya baru merakyat,busukanlah apalah
Nuril:
heheh blusukan iba bukan busukan,,
(semua tertawa,suasana percakapan semakin hangat)
Sandi yang orangnya idealis,sangat serius menyimak perkataan dono
Sandi:
jadi seharusnya bagaiman sikap kita terhadap kejadian itu do ? sahut sandi
Imron:
yang kasih duit kita ambil,terus jangan memilih,heheheh biar kapok,duit habis tidak terpilih pula
(Uhhhhhhhhhh Dasar,ida & sandi,mengerutuk)
ida:
ini nie namanya pemuda gadungan,difikiran duit dan perut saja difikirkan
(suasana percakapan semakin riuh )
sandi:
iya nie sih imron
Dono:
Liat saja teman kita disini ada yang bersikap acu tak acu saja,seharusnya sebagai pemuda ikut adil juga dalam demokrasi dewasa ini,misalnya jangan memilih berdasarkan rasa tau golongan tertentu karena ada hubungan darah padahal tidak berkompeten menempati posisi tersebut,atau kita memilih karena dosodori uang,
sandi & Ida: Iya, benar itu!!
kenapa,! Karena pada saat sudah terpilih mau tidak mau akan terjadi !
(stop imron memotong pembicaraan dono)
Imron:
….akan terjadi korupsi demi menyembalikan dana yang telah dikeluarkan pada saat kampanye,tyus makin tertinggal dan melarat lagi hidup imron,heheheh maksud masyarat kita,
(suasana kembali cair sambil menertawakan imron)
Ida:
Tumbeng ucapanmu masuk akal ron..
sandi;:
ahhahahahhhhahah imron,imron
Dono:
Jadi solusinya adalah kita harus menuntut ilmu setinggi-tinggi,memotong rantai ketidak adilan
‘Lebih baik berjalan perlahan tapi terukur dan mampu melihat banyak ketimbang berlari kencang tapi tak direncana yang ada banyak yang tak Nampak dan tak terlerlewati
sore semakin senja mereka perlahan meninggalkan tempat tongkrongannya berharap besok pada saat kembali perubahan yang diharapkan sudah terjadi…
Komentar
Tulis komentar baru