Pecah sudah kini tangis yang telah mati-matian ku pertahankan sejak sore tadi. tak terbaca sebelumnya bahwa petang ini jiwaku akan terguncang dahsyat. dengan sisa tenaga yang ku miliki, ku kayuh sepeda "jengki" pemberian masku, mas Zar yang saat ini entah dimana keberadaannya. tiba-tiba sosok yang tangguh dan bijaksana itu begitu ku rindukan. "mas, mas sekarang di mana? kenapa mas Zar sekarang tak pernah ada saat Dinda membutuhkan? Dinda tak punya tempat untuk berkeluh selain pada mas Zar..." bisikku disela isak tangis yang terus terbendung. Perjalanan Karas-Sedan begitu panjang malam ini ku rasa. Keinginanku saat ini hanya satu, segera tiba di rumah dan menghempaskan diri di atas dipan kayu tua milik mendiang kakekku.
Bersambung...
Komentar
dan aku akan menanti
dan aku akan menanti kelanjutannya di disini,di depan layar kaca yang mulai guram oleh noda noda udara
i like
kapan lanjutannya euiz,,, aku
kapan lanjutannya euiz,,, aku tunggu ya,,
salam kenal
Tulis komentar baru