Jingga hari ini terasa berbeda dari hari pertama. Langit pun tak menampakkan kemuning yang biasanya bersinar terang. Entah apa yang akan terjadi pagi ini. Ku seduh susu hangat yang dibuatkan oleh kakak ku. setiap seruputan air susu hangat yang ku minum saat aku menikmatinya tiba-tiba saja otakku teringat kembali oleh sesosok lelaki yang dulu pernah singgah di hati. Teringat kembali Masa setahun yang lalu saat kau mengatakan " Aku selalu mencintaimu" namun, itu dulu. Hingga setahun kau sudah berlalu begitu saja.
Kemanakah Tuhan saat ini ia berada? aku sangat merindukan mereka sekarang. Waktu setahun yang lalu ia datang bersama ayah dan kakaknya. Kami berempat sangatlah akrab. Saling bercanda, mengobrol banyak hal dan sudah ku anggap seperti keluargaku sendiri. Hingga pada akhirnya semua pergi. Sebenarnya berat melepaskan semua yang ada, akan tetapi hidup ini akan terus berjalan bukan? ada atau tidaknya dia aku harus tetap hidup. mencoba mengihklaskan walaupun harus menjadi munafik pada diriku sendiri. Ini bukan catatan gelapku tentang dirinya namun, inilah sebuah kenyataan yang harus ku terima. Aku tak mampu berkata-kata saat waktu menghilangkannya.
Mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk mempertahankan seseorang yang kita cintai. Terkadang ada masanya kita harus berhenti mengharapkan. tak mungkin kita mengejar seseorang yang terlalu jauh. Memang semua ini terlalu pahit untuk melepaskan. Tapi Tuhan mungkin punya rencana yang lain. Abaikan waktu yang membuatmu merasa sedih. Meskipun hujan selalu menghampiri tetapi percayalah Tuhan selalu menggantikan dengan yang lebih baik.
Pagi ini aku tak ingin menangis karena hujan sudah cukup mewakilinya. waktu mungkin akan selalu mengingatmu tapi kenangan tak mungkin mengembalikanmui. aku sadar akan hal itu.
Komentar
Tulis komentar baru