Sejak kecil aku sangat menyukai senja, apalagi jika senja itu ditemani lantunan ombak dan tarian pohon kelapa. Namun, aku tidak pernah tau misteri dibalik keindahan senja itu, selalu banyak tersimpan rahasia dibalik indahnya senja. Apa yang akan terjadi setelah keindahan itu, sebuah purnama yang indahkah? Atau sebuah gelap yang amat pekat dimana bumi dirundung tanda tanya?. Layaknya aku tak pernah tau apa yang terjadi dibalik persahabatan itu, ketulusankah? Atau ada unsur lain dibalik persahabatan yang dibuat-buat?. Bukan aku berpandangan tidak baik soal persahabatan hanya saja aku merasa trauma karena sebelumnya aku pernah dikecewakan oleh sahabat yang amat dekat denganku.
“Sudah sejak duduk dibangku SD kita berteman, berarti dua belas tahun sudah kita bersama-sama lewati suka dan duka,” aku terus bergumam dalam hati sembari membayangkan wajah Evin sahabatku. Aku dan Evin sama-sama menyukai Ombak dan Senja. Terdapat banyak kesamaan lainnya diantara kami, terutama suka jalan-jalan dan kabur-kaburan dari rumah. Tiga bulan belakangan ini aku merasa ada perubahan dari sikap Evin yang biasanya blak-blakan dan tomboy kini berubah jadi feminin. “apa mungkin dia juga merasakan hal yang sama dengan yang aku rasakan, rasa yang tak pernah kurasakan sebelumnya selama menjalani hari-hari bersama Evin” hatiku terus bergumam.
Hari ini aku dan Evin berniat untuk pergi ke Pantai Karsex, di mana jika disana kami bisa melihat dan menikmati secangkir senja. Lama sudah aku dan Evin tidak melakukan hal-hal seperti ini. Hari ini pula aku berniat mengungkapkan semua unek-unek dalam hatiku, aku akan mengungkapkan bahwa selama ini ada getaran cinta yang sering membuat tidurku tak lelap dan makan yang tak enak karena selalu dihantui bayangan indah wajahnya dan hari-hari bahagia yang dilewati bersamanya. Sudah dari jam satu siang aku berdiri didepan cermin, berdandan agar ketika Evin melihatku nanti ia akan terpukau. Belum sempat aku menaiki motorku untuk berangkat, tiba-tiba handphone ku bergetar dan berbunyi tanda ada sms masuk, aku tersenyum dengan hati yang berdebar-debar melihat itu sms dari Evin. “persahabatan kita akan tetap abadi, jangan pernah kita lakukan apapun yang dapat merusak persahabatan kita, kita jangan sampai dikendalikan oleh rasa saja” bagaikan disambar petir disiang bolong aku membaca sms dari Evin, sepertinya Evin sudah tau apa yang hendak aku lakukan disenja sore ini.
Aku pun berangkat untuk menepati janji ku, namun agenda pengungkapan rasa aku hapuskan dari jadwal senjaku sore ini. Sesampainya disana tak kutemukan sosok Evin, aku hanya menemukan secarik kertas yang berisi tulisan Evin “Maaf, inilah saatnya persahabatan kita berakhir, sahabatmu Evin”.
Komentar
Tulis komentar baru