Setiap awal selalu memiliki akhir
Maka akhir dari pertemuan adalah perpisahan, entah kembali pada pemilik-Nya atau menjadi milik manusia yang lain
Aku selalu percaya pada runtutan takdir Tuhan, tentang kepastian kita untuk berpulang
Tentang tawa dan duka juga hal yang lainnya
Untuk tiap insan yang hadir tentu memiliki alasan masing-masing
Kapan dan untuk apa dia datang, juga mengapa dan kapan ia meninggalkan
Layaknya hidup untuk kemudian mati
Namun tak semua memiliki akhir yang semestinya
Seperti bunga mawar yang tumbuh dan mekar memesona
Saat sedang indah-indahnya dipandang
Ia dipatahkan dengan sembarang
Baiknya, ia menjadi alasan bahagia yang lain
Mawar menjadi simbol cinta, untuk mereka yang dimabuk asmara
Iya.. lagi-lagi semuanya memiliki alasannya sendiri
Karna itu, hadirmu pun kupercaya untuk sebuah alasan
Kurasa aku senasib dengan mawar, sama-sama dipatahkan
Jadi, tak salah bukan jika kuharap Tuhan pun punya alasan untuk bahagiaku yang lain dihari kemudian
Hadirmu dahulu tak lain adalah alasanku untuk kembali bahagia
Bahagiaku dengan bagaimana kamu mencintaiku dengan sederhana
Hingga akhirnya kupercaya kamu adalah dermaga untuk kapalku yang telah lelah berlayar
Kamu rumah terbaik untukku berpulang
Karna kamu adalah keteduhan, ketenangan, dan kenyamanan
Hingga saat kamu hilang, saat kita sampai pada perpisahan, aku merasa dipatahkan
Karna mawar sebelum menjadi simbol cinta butuh pemulihan untuk semakin indah dan menawan
Kini aku pun butuh pemulihan, sambil menunggu Tuhan hadirkan alasan dari kehilangan
Seperti langit cerah karna matahari yang bersinar atau langit gelap karna turunnya hujan
Keduanya pun menjadi alasan bahagia untuk bumi dengan cara yang berbeda
Tumbuhan misalnya, untuk bertahan hidup ia butuh keduanya
Jadi, untuk tiap yang tercipta tentu lengkap dengan alasannya hadir di dunia
Tugas kita hanya percaya
Semua akan tetap miliki akhir yang bahagia
Komentar
Tulis komentar baru