Skip to Content

TANGISAN RAHASIA RAHASIA TANGISAN

Foto Hakimi Sarlan Rasyid

Kata "wanita" sangat rawan.

Rawan apa. Kak?

Rawan jika disandingkan dengan kata ”tuna susila"

Kata "perempuan" juga rawan.

Rawannya apa,Kak?

Rawan jika disandingkan dengan kata "jalanan"

Jadi yang bagus yang mana, Kak?

Yang bagus ya "pi". Kalian tahu 'kan. pi dalam sebutan kepramukaan, apa kepanjangannya? Apa?

Putri.

Ya, sangat tidak mungkin ada sebutan "putri tuna susila" atau ""putri jalanan".

Adik-adikku di pasukan G senyum. Ada yang tertawa. Wajah mereka terlihat gembira. Senang hati mereka.

Ayo. kakak ingin melihat kesigapan kalian menangkap kata-kata dengan acungan tangan. Jika kakak panggil pa, yang putra acungkan tangan. Jika panggilannya pi, putri yang mengacungkan tangan.

Are you ready?

Yes

jawaban yes mereka memecah keheningan lapangan blok KL Perumahan Sukaseuri.

Aku menyebut pa dan pi berganti-ganti. Sampai kulihat acungan tangan mereka terlihat gagah dan yakin. Namun ada seorang yang sampai selesai tidak bisa gagah. Ketika kusebut pa dia tidak bisa gagah. Gagahnya terpaksa. Jika kusebut pi pandangannya melihat ke regu putri.

You ... acungan tanganmu tidak gagah. Sekarang yang lain tidak usah ikut acungkan tangan. Kamu saja, ya.

Ya

Pa

Dia mengacungkan tangan. Masih tidak gagah.

Pi

Bahunya bergerak

Demikian aku mengulangi pa dan pi. Lalu aku ganti dengan menyebut pa pi.

Papi

Kakak .. aku bingung kalau dua. Satu-satu saja.

O ... baiklah ...kau ingin kakek menyebut apa. Pa atau pi saja supaya kau tidak bingung.

Pa aja Kak?

Jadi kau ingin pa saja?

Ya Kak.

Kakak akan menyebut pa sepuluh kali. Kakak ingin lihat apakah acungan tanganmu gagah atau tidak.

Sampai pa ketiga dia masih tampak gemulai tapi berikutnya dia tampil gagah. Aku senang. Dari bahasa tubuhnya terlihat bahwa rasa pi dalam ke pa annya memudar.

Sebenarnya aku ingin bertanya "apakah kau masih ingin pindah ke regu putri" tapi tidak jadi. Seorang adik regu putri sempat berbisik menyampaikan "berita" tentang keinginan pa yang pi tadi untuk pindah ke regu putri. Sampai sekarang pertanyaan itu tetap kusimpan.

Alhamdulillah.Sekarang dia sudah punya anak. Ketika dia datang ke rumahku pada sebuah kesempatan reuni teman-teman SD, dia mengenalkan isterinya, minta aku untuk memangku anaknya yang kedua.

Ketika acara pertemuan selesai dia mengakhirkan diri pulang. Dia memelukku dengan erat sambil berbisik "terima kasih kakek".

Kami berdua menangis.Sungguh-sungguh menangis. Tersedu-sedu. Tangis atas sebuah rahasia yang tersimpan sampai sekarang. Aku merasakan kebahagiaanya karena pa nya benar-benar bisa “mengacung”.

Ia bisa punya anak.

 

201802100830_Kotabaru_Karawang

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler