pukul dua dini hari saat jalanan mulai sepi
dengan langkah lunglai kau datang menghampiri
lelah jelas terbaca di wajahmu yang masih terlihat "medok" dengan kosmetik murahanmu
secangkir teh manis hangat kau pesan dari si ibu warung kopi
yang selalu setia menemani malam-malam yang selalu kita lalui
kubiarkan kau nikmati kehangatan teh manismu
walau kutahu hidupmu tak semanis teh itu
dan tanpa sepatah kata kau rebahkan kepalamu di bahuku
masih tanpa kata kubelai lembut rambut hitammu yg sedikit kasar tak terawat
kau yg selama ini kujadikan teman hatiku...
ya...kusebut kau teman hati...bukan kekasihku
karena jika kau adalah kekasihku, maka jiwa ragamu kan jadi milikku
namun kini kuhanya miliki hatimu...
kuhanya miliki jiwamu
kuhanya miliki rasamu.....
pukul dua dini hari mungkin hanya lewat beberapa menit
kau masih bersandar dibahuku yg sebenarnya tak begitu kokoh
entah kau rasa nyaman atau tidak..aku tak tahu....
tanpa terasa waktu berlalu
dan adzan subuh hentakkan keheningan itu
perlahan kau angkat kepalamu dan bisikan kata di telingaku
"Mas, kita pulang yuk..!!"
hanya itu......kuberdiri...kuraih tangannya...
masih tanpa sepatah kata kuucapkan
lalu berdampingan kita mulai melangkah
seiring deru mesin yg mulai kembali membuncah
kurengkuh bahunya kukecup keningnya
kubisikkan lembut di telinganya......
"Sayang....maafkan aku, yang tak mampu membawamu pergi dari semua ini.
hingga detik ini kau dan aku masih tetap di sini, mengais mimpi diantara pekatnya malam
di antara pekatnya hidup...entah sampai kapan...??? "
Komentar
coretan lama
coretan lama
Tulis komentar baru