Jangan berkata demikian. Hatimu jelas terbaca di mataku. Ku bilang sinar bulan yang akan datang taj seindah kalimatmu. Hari ini dan seterusnya akan tertulis menjadi sejarah. Hati hati yang patah oleh hujan buatanmu. Dukaku sepanjang jalan. Tak ada rumah tempatmu mengadu doa. Berbicara pada api yang membakar kayu di malam dimana kau bersembunyi dibalik punggung ibumu dan ayahmu yang menghabiskan waktu dengan kenanganya. Aku melipat tangan. Membayangkanmu yang terluka memintaku terbang menuliskan di atas awan betapa cintamu padanya abadi bagaikan angin.
Aku bisa mencintai banyak wanita. Bercinta dimanapun. Tapi tidak hatiku. Kau bisa bersembunyi dimanapun dibumi di langit atau diantara rinduku. Aku tetap akan menemukanmu dibawah meja. Berpeluh kesepian dan kedinginan.
Aku berkata pada penguasa tanah. Anatara jasadku dan jasadmu di makan oleh cacing yang sama.
Komentar
Tulis komentar baru