Saat lonceng kapal berdentang, kau selipkan tiga kuntum melati, di sela jemariku.
Kelopaknya berguguran, kuremas dalam genggaman, iringi langgam perpisahan.
Kelopaknya berguguran, kurangkai dalam jalinan, airmata kerinduan.
Bertahun kemudian, saat kubuka lembaran usang, sejarahmu dalam kenangan.
Kelopaknyaberguguran, mengering di antara lembaran buku, terukir siluet namamu.
***
Kotapinang, 7 September 2012.
Komentar
Tulis komentar baru