Nafsu amarah yang kemarin,
Pada akhirnya tumpas sirna dalam bulir keringat,
tubuh ini menggigil melepas panas,
sendi dan ototku seakan beringsut dari semula,
badan ini asik meringkuk,
bercengkerama dengan sukma lewat nafas,
aku masih berusaha tahan, aku masih ingin bersamamu,
lanjutkanlah dan ingatlah Ia,
hingga saatnya aku tak lagi mampu,
menahan hasratmu untuk sangkan paraning dumadi,
sejati”
Perlahan, nafas ini mulai kusandarkan,
dalam namaMu
dalam diam sakitku.
Komentar
Tulis komentar baru