Jejak samar samar selasar senja menceritakan kasih. Kini telah jatuh sudah, canduku oleh penyeruput rindu. Kasih putihku pun bak cawan penghinggap sepasang camar telah tumpah. Lalu, harus sampai kapankah aku mengkoyak sajak? Yang lariknya pun telah pergi berkat kau tak peduli.
Perasaan yang terungkap resah, dibalik arakan kapas putih yang berselimutkan entah. Namun jejaring mata ini tetap tak berkedip berujar, menunggu sosok kepulangan Dinda. Berbusung didepan tepat dibawah teduhan kapas putih, yang seolah jejak bayangnya pun terus menyanding keadaanku untuk menunggu dirimu pulang.
Komentar
Tulis komentar baru