ada dosa di antara pertemuan kita, ia mengetuk-ngetuk pintu kamarku
sesekalinya aku buka, ia menghilang tanpa hawa daba
di tubuhmu aku mencium wewangian
dan sepasang mata itu, aku bergetar
seperti sebilah pisau yang enggan menikam tuannya
aku tahu maksudmu, kau hanya tidak sabar
dan aku masih ketakutan
sementara ada mata-mata yang menggangguku
kamu pun tahu.
detik jam itu, terus mengayuh
seperti sepeda yang kehilangan remnya
dan bila tiba waktunya, ia akan membuat luka
Condong Catur, 2016
Komentar
Tulis komentar baru