Termenung aku disisi pagi yang dingin.,
menghirup asap cerutu
menggambar wajahmu dalam benak-ku
khayal merebak dalam lingkup pesona cita
menunggu waktu untuk membahagiakanmu
walau bukan saat ini..,
Masih hingga sekarang..,
mengartikanmu sebagai makna hidupku belumlah cukup
guratan dan kerut di wajahmu tak bisa kuhitung
Kau bisikan sesuatu untuk semangatku
kau redam segala amarah yang mengerdilkan aku
kau menggendong aku ke arah jalan yang tak terbaca oleh pikiranku
dan segala fatwa-fatwa cerdas cemerlangmu
selalu memberi umpan selamat
Meski seribu kali terucap segala puji
aaaaahhhhhhhhh.....,
receh dikantongku tak pernah cukup untuk kembalikan semuanya itu ibu...,
perlahan cerutu habis . . .
dan...aku berdiri lagi. . . .
melanjutkan perjalan dengan segala janji...,
Komentar
Tulis komentar baru