Pernah kita tersaruk jiwa muda. Penuh ingin bara pun kita genggam sembari berikrar
ibarat dua lelaki gerah pada kemoyak dan berseteru. Begitu angkuh kita bersikukuh
menyisir hamparan dunia kau ayun sapu dengan berang. Di ujung hidung aku tertuding
seirama rasa tekadku membaja. Laut di tanganku akan terkuras kubetot kata itu penuh
gelinjang. Percik api menguar dalam tatapmu. Engkau tertantang sebagai lelaki
tanganmu mengepal. Amarahmu tanak. Menggelegak setelempap juga darahku tumpah
dalam serapah tak beraling. Ibarat dua lelaki gerah pada kemoyak dan berseteru
kita bentang garis batas dalam klim. Darat dan laut.
Komentar
Tulis komentar baru