di atas kaki peradaban kita berdiri
mendongakkan kepala keangkuhan
masihkah Indonesia kebanggaan kita
padahal jutaan anak berjejer di bisingnya jalanan
di panasnya persaingan hidup-mati
di tajamnya pisau kelaparan
di kerasnya aspal yang membakar kulit telapak kaki
sedikitpun tidak kita hiraukan
arti yang mereka sampaikan lewat kircik-kircik sumbang
kita berjalan mengemban amanah kekhalifahan
tapi untuk menjadi diri sendiripun
kita telah gagal memenuhinya
masyarakat adil dan makmur
kita elukan dari corong kepedulian
tanpa gentar kita tatap wajah-wajah yang berharap
memujuk dengan janji berjanji muluk-muluk
mulut berbuih dan berbusa dan nafsu dipeluk seerat-eratnya
Indonesia nuansa hampa janji diinjak peradaban
aku memujuk matahari untuk tidak memanggang garang
aku memujuk hujan untuk tidak menangis sedih tersedu
wajah Indonesia bukanlah wajah kekasihku yang teduh memesona
wajah Indonesia adalah wajah singa ompong tak bertaring
suara Indonesia adalah suara ngaungan
sekumpulan lebah di sarangnya
tak tampak hanya dengung saja
otot Indonesia adalah tulang keropos ostioporosis
kepak Indonesia adalah kepak garang
burung kakak tua yang teratur mundur selangkah
Indonesia
nol
derajat
(2011)
Komentar
Tulis komentar baru