Memandang pupus di ujung waktu
Tak jemu mata ditelan masa
Meluapkan sanubari dalam diri
Tungkakku pilu diwaktu rindu
Bulir basah terus mengalir
Menumpang perjalanan diujung jalan
Terangku semakin sesat
Menari juga digelap malam
Melayang sirna menghilang sudah
Bila dikutip malam terselip
Dera cerita aku tertawa
Mengikikis tegak berdiri gerak
Berjalan pelan tetap sejalan
Api impian juga tersimpan
Keping hati hadir berkat ilahi
Anugrahkan dalam ikatan
Menelusup kadang tak sanggup
Ikhlaskan rasa menuntut-Mu
Terombang-ambing disaat letih
Sketsa tiba hanyalah hamba
Luputkan dariku sang pendosa
Hembusan lembut nafas berkabut
Di kandang harapan kedamaian
Ranah ini masuk di jalan
Menjemput ikhlas terus luas
Menapak ke sudut negeri
Sang libra tak lagi rata
Kritik sosial sungguh sial
Rapuhkan cinta dikungkung mata
Gemerlap lorong ditengah kelam
Pertiwiku indah tersipu malu
Pahami lamunan kesendirian
Mengalun sepi tak lagi rapi
Lintas ini sungguhku berdiri
Menunduk juga duduk
Diserang tetap melayang
Kembang-kembang saksi hanya mimpi
Aksi di sana terpancung merana
Tanpa rasa berkata-kata
Diriku langkahi gelap
Yakinkan jalanku bertahan.
Komentar
Tulis komentar baru