duhai laila pujaan
datanglah menyeruak malam
lutut lutut yang rengkah merunduk
menantikan dirimu
dan lubuk lubuk mata berurai bening
ingin menatapmu
bahkan mulut yang tak jeda ucapkan mantera suci
mengonggok di pinggan kesabaran
untuk kau jamah
saat jemari tirus sibuk menari memanggil hadirmu
pada malam yang bersimpuh
pada waktu yang memendar mendar
pada musim yang melolong
pada cinta yang menghiba hiba
pada rindu yang merasuk.
wahai laila impian
longoklah sesaat sebelum berlalu
lalu rasakan degup jantung malam
ketika rentak hati merentap menantimu
agar tak hadirkan sesal
pada malam berpendar
Komentar
Bagus puisinya...
Bagus puisinya, diungkapkan dengan bahasa yang sederhana namun menyentuh kedalaman makna!
Beni Guntarman
setuju
setuju, ini bagus
Tulis komentar baru