(dipersembahkan untuk Mei Lin)
ketika angin deru menderu
ketika angin bersiul merdu
ketika hujan bergemericik menimpa dedaunan
dan keduanya berpadu menjadi nyanyian kehidupan
di situ sepi meniup menusuk tulang belulang
mimpi telah menjelma jadi nyanyian
lentera dini hari pancarkan sinar temaram
bahtera jiwa malah terbuai-buai tak tentu arah
di mana rasa memeluk sukma
di mana cinta mendekap hati
gelisah menitip sebaris salam buat sebuah senyum
Ia tau jatuh cinta bukan lagi hal aneh
karena Ia yang ciptakan untuk umatnya
dan keinginan untuk merobah diri semakin teguh
inilah aku
dengan kepribadian
seribu impian
ratusan hasrat
dan lentera dini ari
membawa seberkas cahaya
inikah sebuah perasaan
yang mendekap hebat
mengerdilkan jiwa
mengikis nurani kewibawaan
di saat dirimu menjelma menjadi sebuah asa
seperti apa aku mewujudkannya
ingin kukubur kepecundanganku
cerita senja kuakhiri
maaf saja jika karena dirimu
aku menjadi munafik
kehilangan pribadi yang selama ini kupunya
tapi patut kusyukuri
sebab antara aku dan dirimu
ada ruang cinta
lihat sampai di mana
aku sanggup mengitari paruh usiaku
yang mungkin tak pantas kunikmati
yang mungkin tak pantas kubanggakan
tapi demi dirimu
kubiarkan ia mengalir seperti air
(2008)
Komentar
Tulis komentar baru