Cirrocumulus menatapnya lama...
Mencari wajah basahnya di bawah sebuah Santalum Album yang rimbun..
Setengah mati bicepsnya menutupi separuh muka itu...
Namun Cirrocumulus tetap mendapatinya terengah engah....
Ia baru saja mencekik waktu hingga mati..
Dalam tubuhnya yang menggigil..
Ia menggugat nasib..
Menuding detik yang membawanya terendap dalam nestapa..
Dalam jari hitamnya tergenggam erat sepotong asa..
Yang mengeliat hendak mati juaa..
Dari cawan harapan yang hampir kosong..
Ia meneteskan air mata yang kering kerontaang..
Komentar
Tulis komentar baru