Skip to Content

Nyanyian Untuk Ketidakberdayaan

Foto Yunita Saragie



Sembari ku ikat kan sejuta pertanyaan tak terjawab dengan seuntai rasa sesal, hati membibik pilu..
Menggapai kekacauan yang hendak disusun namun tak dapat tersentuh pun oleh jemari akalmu..
Menjatuhkan longsongan fikirmu di tikar kotor bekas penjajahan berdarah..
Merobek robek jalinan doamu menjadi serpihan kecil..
Hingga tak sampai pada Tuhanmu..

Adakah yang lebih lara lagi dibanding saat mata busukmu itu mengetahui kejanggalan,
Tapi tangan kurusmu itu hanya melayang layang seinci diatasnya??
Tiada ada daya upaya pada apa apa yang berlaku..
Menjijikkan! Ini tak ubahnya menceracau di atas bangkai lalu berharap hidup lagi..

Memang matahari masih kuat menyinarimu...
Angin puting beliung masih perkasa meluluh lantakkan..
Debu debu pun masih sanggup menyelinap di antara rambut rambutmu...
Bukan itu yang mesti dicemaskan...
Tapi gigitan ngilu pada bibir gemetarmu itu yang menyembulkan segudang ketidak berdayaan,,,
Mati saja di relung zaman...
Gauli saja kebodohan dengan mesra...
Saat tangan kokoh mencengkrammu habis habisan,,,
Raup lagi serpihan doamu...
Rekatkanlah kembali..
Karena sayaaangg...
Hanya itulah yang kau miliki....

Medan, 14 Desember 2012
Yunita Ramadayanti Saragi

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler